Friday, 28 October 2011

A High Tree


Loving a high beautiful tree

X:   "Semakin tinggi pohon mah, semakin besar anginnya ya.
        Makin posisinya besar, ya makin sulit tantangannya"
Y:   "Iya, kayak kamu, cantik bener, jadi banyak banget godaannya,
        banyak tantangan buat aku" 
X:   "Apaan sih, Y, kamu nih, aku kan sama kamu sekarang"
Y:   "Ya abisnya sih"
X:   "Udah ah ganti topik"
Y:   "Iya deh, iya"

----------------5 menit-------------------

Y:  "Jadi, apa kabar si A? Masih suka sms kamu?
     Si B masih suka ngajak kamu jalan, ngga? Kamu masih suka mikirin si C"
X:  "Tuh, kan, mulai lagi deh"


Chasing Star

How long would you chasing that star?
How far would you go for it?
How hard you will keep your legs at it?
How bad do you want to reach it?

Just like a stars...
You are one of the most beautiful things to see on earth, 
the brightest, the one I've been longing for.

But just like a stars
You are something that I only can see from faraway distance
Something I cannot touch no matter how
You're just something that unreachable

Dear, myself...
How long? How far? How hard? How bad I want to keep reaching you?
and How come I keep put my self on it.

I keep questioning
but I keep running to you.





Are you coming too see me Mr. Star?








But once in a blue moon, I hope you're coming to see me
Once in a blue moon, just like a falling star


It's Friday night, it's raining outside, 
Kinda lonely and I'm missing you so bad.

Thursday, 27 October 2011

#2

#2nd
Friday, October 28th 2011

::see 



How many percents of person have seen aurora?
 
::read
I read nothing but my textbook



::listen
"I'm as crazy as a clown tonight
a clown without a crown tonight
a simple sack of wishes and bones

But once in my life, I was the king of the earth
once in my life, I was"
-King of the earth, John Ondrasik


::interacting
I met a friend at Kopi Luwak, PI, this afternoon. We talk for hours about anything, mostly about life, love stories, family, and share laughters. It was super fun. 
"Gue kalo lagi jalan sama adek gue yang masih kecil udah dibilang bapaknya aja tuh sama orang-orang. Gue iya aja, daripada lama ngejelasinnya hahaha"

::quote of the day
"So, verily, with every difficulty, there is relief. verily, with every difficulty there is relief"
-Quran, 94: 5-6 via Khalifaturasyidin, a rocker friend with a religion.

Friday, 21 October 2011

#1st

Our body need foods to grow, so does our mind and soul, it need foods also. Foods that we collect by seeing, listening, feeling, and interacting. I decided to summarize several things that enrich my everyday lives. Taken from simple ordinary stuffs but mean something, just to make sure that everyday, I got something lo learn, something about life that enrich our thoughts. 
So, here comes my first edition.

***

#1st 
Friday, October 21st 2011

::see 
It's good to be home



Night over Jakarta by Ditya



::listen
Houdini by Foster the People.
"Sometimes I wanna disappear!"


::interacting
I have a very good chat moment with her, sorry I won't share more.
"I love you so much"


::quote of the day
"I love you. I love you more than words can tell, paint can describe, and brain can imagine"
Damar Prasetya

Remembering Steve Jobs

Happiness

Damar: What is Happiness?
Bagas: "Happiness is a constant condition of life. Every seconds of our life is a happiness state because God gave us with many things we can thank God on each seconds of our life. If life is a curve, then the zero line or the ground level of it, is happiness. and Sadness is only a little dot on that line of life. You yourself determine how much you will put that sadness dots, minimum quantity or in every line"

Damar: Engga ngerti. Coba sekali lagi, apaan?
Bagas: "Bahagia itu kondisi konstan kehidupan kita. Setiap detik dari hidup kita adalah kondisi kebahagiaan karena Tuhan tidak pernah berhenti memberikan hal-hal untuk disyukuri tiap detiknya. Kalau kehidupan ibarat grafik, maka garis dasarnya adalah kebahagiaan. dan kesedihan hanyalah titik-titik kecil yang kadang mengisi garis kehidupan itu. Lo sendiri yang menentukan seberapa banyak lo bakal isi titik-titik kecil itu, dalam jumlah minimum atau titik itu ada di sepanjang garislo"

A Bad Dream

I just had a scary dream. Dream of a thing that I am really scared, maybe you guys who know me well understand what is the thing. I seldom got a bad dream, maybe only once a year or twice, and it usually happens when I fell asleep without doing my sleep prayer. And now I am trying to remember did I just lost my sleep prayer or did I already done it.

My heart beats so fast now and have this kind of shortness of breath. When I was on senior high, everytime the lights turn off on the middle of the night when I was alone at my room, I would just calling my father out loud, seriously. Then he would coming to my room, asking and saying "why are you so serious?"

It's years after the last time I did screaming like that. and Today, I decided not to do it again. I just don't wanna mess his sleeping time.

I have been falling deeper thinking about my dream :( and I need to talk to someone.
Anyone?


Monday, 10 October 2011

Jatuh Cinta

Di suatu obrolan di kedai kopi berlambang merak itu, saat saya dan Bagas sedang membaca majalah pegangan masing-masing, tiba-tiba sahabat dekat saya itu bertanya, "Eh, iya, menurut lo jatuh cinta itu apa, Dam?"

Yah, saya mulai lah berbicara jatuh cinta itu begini begini begini bla bla bla, mengarang bebas dengan satu kesimpulan bahwa jatuh cinta itu ditujukan untuk seorang lawan jenis yang kita sayangi. 

Terus sahabat saya itu mengangguk, dia bilang, "Iya, ya, Dam, pikiran kita akan definisi jatuh cinta itu terlalu sempit". Saya dibuat bingung dengan pernyataan dia yang menggantung itu. Lalu mulailah dia bercerita hasil pemikiran dia. Hasil pemikiran yang dia dapat saat satu minggu lalu dimana dia putus (lebih tepatnya diputuskan :p) oleh pacarnya. 



Sahabat saya, Bagas, tadi bercerita bahwa setelah dia termenung bersedih akan kehilangan pacarnya tadi, dia tiba-tiba tersentak akan suatu kenyataan bahwa selama ini pikiran dia akan jatuh cinta terlalu sempit. Saking sempitnya hingga saat dia putus, seolah-olah tidak ada lagi cinta di hari-harinya.

Dia bilang, jatuh cinta, yang merupakan anugerah besar dari Tuhan itu ternyata hanya sebagian kecil dari jatuh cinta yang lain. Masih banyak jatuh cinta yang lain yang harus kita resapi dan jalani yang bisa menjadi sumber-sumber kebahagiaan kita sehari-hari.


Sahabat saya tadi bilang, setelah dia menyadari itu, hari-hari dia setelah putus jadi tidak seburuk sebelumnya. Dia memutuskan untuk meresapi jatuh cinta pada orang tuanya. Dia membawakan loyang-loyang pizza dan memakannya dengan mereka saat jam Opera Van Java di televisi.
Dia memutuskan jatuh cinta pada adik-adiknya dengan mengajaknya nonton kung fu panda 2 dan tertawa bersama mereka.
Dia jatuh cinta pada kuliahnya dimana ia dengan senang hati menciptakan maket-maket untuk mata kuliah stupa-nya.
Dan Bagas juga memutuskan jatuh cinta lebih dalam dengan Tuhannya, dimana ia berdoa dengan panjang dan serius. Hal yang sudah lama ia tidak pernah lakukan.

Bagas bilang dan meyakinkan saya, bahwa jatuh cinta-jatuh cinta yang ia rasakan pada orang tua, adik, kuliah, dan Tuhan tadi rasanya menyenangkan. Sama, bahkan lebih menyenangkan daripada semata-mata jatuh cinta pada seorang pacar.

"Beneran, Dam, lo pernah ngerasain senyum-senyum sendiri saat PDKT, kan? Nah, serius gue ngerasain hal itu juga kemarin, setelah gue mencoba jatuh cinta lagi sama cinta-cinta gue yang lain". Akhirnya majalah yang saya dan dia tadi baca hanya berhenti di tengah, Bagas terlalu antusias untuk bercerita lebih panjang lagi. Jadi, katanya saya tidak boleh menggantungkan cinta hanya pada satu objek saja, karena Tuhan telah menyiapkan banyak cinta yang membahagiakan juga. 

"Nah, Dam, lo boleh jatuh cinta sama pacarlo, tapi lo coba juga jatuh cinta sama yang lain. Sama temen-temenlo, sama bokap nyokaplo, sama UKDI-lo nanti, bahkan sekedar jatuh cinta sama minuman enak yang lagi kita minum ini, sama film yang nanti kita tonton, dan sama waktu yang kita habiskan ini. Inti dari jatuh cinta itu merasakan. Jadi, lo cuman perlu merasakan setiap detiknya itu bener-bener anugerah Tuhan. Sumpah itu enak banget hahaha, and this is much easier than taking candy in child's hand"

"Trust me!", dia menutup percakapan tentang jatuh cinta itu sambil akhirnya mengajak saya untuk pergi dan jatuh cinta dengan film yang akan mulai di bioskop 15 menit lagi. "Lo cuman perlu merasakan", kata dia sambil mengangkat kedua alisnya seperti biasa.

Ironi

Hidup itu anugerah. Tapi terkadang hidup begitu menggelikan karena dipenuhi ironi.

Ironi itu kalau kita dengan bangga membeli sesuatu barang merk terkenal di luar negeri,
lalu tiba-tiba saat ke kantor ada teman yang memakainya dan mengaku membelinya dengan harga sale.

Ironi itu kalau sepasang suami istri menantikan anak bertahun-tahun lamanya,
sedangkan di belahan tempat lain, ada sepasang remaja yang hamil di luar nikah tanpa niatan.


Ironi juga namanya kalau beberapa orang yang tidak kamu hiraukan begitu memperhatikan dan mencintaimu,
tapi justru orang yang kamu cintai setengah mati dan kamu harap-harapkan malah tidak memperhatikanmu.

Yah, ironi. Kamu pernah mengalaminya, ngga?


Sunday, 9 October 2011

Tato

14.00
Kau bagaikan angin di kota Jakarta. Terkadang ada, terkadang tidak. Terkadang kurasakan, terkadang tidak. Terkadang mengejutkan, terkadang tiada berita. Sama seperti sore itu, dimana tiba-tiba kamu meneleponku, mengajakku untuk jalan bersama, yang aku sambut dengan Ya!, suatu pertanyaan retorik yang kita semua tau jawabannya.

19.00
Kita menikmati film itu, film mengenai superhero. Ah, apalah artinya film jika melihatmu jauh lebih menarik. Kita menikmati makan malam kita, makan malam berupa nasi berwarna merah yang disajikan diatas piring panas. Kamu menghabiskan makan malammu dengan segera, dengan cara yang berantakan hingga kamu tersadar dan bertanya, “Eh, cara makanku seperti anak kecil, ya?”, dan aku tertawa kecil tanpa butuh menjawabnya.

21.00
Pegangan tangan kita terlalu menyenangkan, tapi jadwal keretaku tidak mengizinkan kita berlama-lama menghabiskan waktu bersama. Kita sama-sama kebingungan mencari jalan keluar dari sana. Kau berjalan cepat, terlihat antusias mencari jalan keluar, seperti tokoh Dora dalam Dora the Explorer, aku bilang seperti itu dan kau menyimpul senyum. Kau berjalan sangat cepat di depanku, dengan wajah antusias mencari jalan keluar itu, dengan langkah-langkah kecil yang kau buat. Ah, sayang, bagaimana bisa tingkah kamu selucu itu.

22.00
Akhirnya kita berpisah di titik itu. Kau menunggu bus kota dan aku pamit untuk mengejar jadwal keretaku yang akan berakhir. Yaah, akhirnya kita berpisah juga. Aku menaiki tangga-tangga menuju loket keretaku hingga seketika tersentak akan tepukan di pundak belakangku. Hei, tidak mungkin ada orang lain yang mengenaliku di kota besar ini, tepukan dari siapa, aku bertanya.

22.05
Tepukan tadi ternyata tepukanmu. Sayang, mengapa kau terlalu pintar membuat senyumku tersungging kembali.  Kau langsung buru-buru berjalan mendahuluiku menuju loket itu. Mengeluarkan lembaran uang dan menukarnya dengan dua tiket kereta. Jadi, kau mengambil jalan lebih jauh untuk lebih lama bersamaku, serius?

23.00
Kita sama-sama berdiri dalam kereta itu hingga akhirnya kita sampai di stasiun kereta tujuan. Bulan sudah berpelukan terlalu mesra dengan langit malam dan bintang, menimbulkan gelapnya malam yang romantis. Kita berjalan beriringan keluar dari stasiun itu. Kau menggait tanganku dan mengajakku berdiri dibawah gelapnya malam, memelukku dan mencium bibirku. Aku mengelus pipi kirimu. Tuhan, betapa cantiknya manusia yang Kau ciptakan ini. Aku bersyukur atas dirinya.

23.00
Bumi, kenapa kau selalu berputar lebih cepat setiap kali aku bersamanya. Membuat menit terasa seperti detik. Membuat kata selamat tinggal harus terucap juga karena jarum pendek di jam tanganku menunjukkan angka sebelas. Aku mengantarmu kembali menaiki kereta menuju rumahmu. Meninggalkan aku yang menaiki kereta berbeda.

23.30
Malam, terima kasih telah meminjamkan gelapmu. Engkau mengizinkanku mencium, memeluk, dan mengelus pipi kirimu. Kapan-kapan pinjamkan lagi gelapmu, ya, Tuan Malam :)




22.30-sekarang
Sayang, bahagia dari dirimu kok seperti tato, masih melekat di benak sampai sekarang. Beneran!

Hasil yang Merelakan Usaha.

Jadi dokter itu berusaha. Berusaha berpikir harus melakukan apa biar pasien sembuh, harus belajar agar tidak ada hal penting yang terlupakan...