Saturday 30 March 2013

O Amigo Mio!

Last night, I went to Mashuri's wedding, a senior high friend. Wedding ceremony is not only about celebrate the wedding but also an event of reunion. Last night, I met many of my senior high school friends. We are all changed, especially in shape. There are no single person who has body shaped like we used to have. It's funny, happy and shocking. 

Some friendship are remain unchanged despite problems, time, and distance. I didn't meet them in years and didn't contact them frequently. But when we met, It's easy to create the bond like we used to be. Nothing is changed among us, we love, care, and miss each other as usual. As I already move back to the city. We plan to re-do things that we usually did when we were younger.

This is one of friendship I'm talking about and some pictures of our reunited.


 I am back and let's get silly together again!


Perfect Stranger

Dear you, the perfect stranger.
Who are you? What's your name? Where did you come from?
Please don't make this as an endless question mark that becomes bigger.

Dear you, dear you, the perfect stranger.
Why did you leave so fast before I could catch you.
I'll walk and run if you give me one more second chance.

Dear you, dear you, dear you, the perfect stranger.
Please get out of my mind soon because I couldn't bear more thoughts about you.
But..
Please stay on my mind if there's a chance that we could meet again soon.
And I will make You and I are no stranger anymore.

Friday 8 March 2013

Sesal

Dari banyak hal-hal baik yang pernah gue dapat dan sedikit prestasi yang gue pernah raih, gue bangga sama diri sendiri bukan karena gue menang, tapi karena gue udah berani mencoba. Gue kecewa bukan karena gue kalah, tetapi saat gue gak berani mencoba. Saat memutuskan untuk berani mencoba, terlepas dari berhasil atau tidaknya, gue telah mendapatkan jawabannya. Jawabannya bisa jadi "Alhamdullilah, gue menang" atau "yah, belum beruntung rupanya", tapi apapun hasil akhirnya, setidaknya di masa depan gue gak bertanya-tanya pada diri gue sendiri kenapa dulu gue gak ikut dan kalau gue ikut hasilnya apa ya. 

Oke, penyesalan memang hal yang sia-sia, tapi banyak penyesalan-penyesalan mengenai kurang berani mencoba ini terus menghantui gue. Sampai saat ini, bahkan ada beberapa penyesalan yang masih mengikuti gue. Dalam waktu-waktu bengong, kadang muncul pertanyaan "kenapa dulu lo gak coba, Dam?! Bisa jadi itu rejeki lo". Ah, entahlah, semoga perasaan gak enak yang lalu udah tertinggal di tanggal kemarin, cuman pelajarannya aja yang menancap di hati agar gue gak menyia-nyiakan kesempatan lagi.

Di beberapa tahun belakangan, seharusnya banyak hal-hal baik yang dulu gue coba, kompetisi yang harusnya bisa gue ikuti, hubungan dengan teman yang bisa dieratkan ulang, dan banyak lainnya.

24 years old. My golden time is running out. I should avoid any regrets on my future. I don't wanna have more regrets in my future simply because my lack of intention. I'm fasten my seat belt.

Hasil yang Merelakan Usaha.

Jadi dokter itu berusaha. Berusaha berpikir harus melakukan apa biar pasien sembuh, harus belajar agar tidak ada hal penting yang terlupakan...