Wednesday 21 December 2011

About 2011

Dear December,

I am sort of hate and love you at the same time. It is very interesting to see new year ahead. I am aware that maybe it will only be an ordinary day, but as a human, new year always brings something new, some new hopes and dreams that we wish will be come true.

In the other hand, it is also sort of depressing to meet you. December makes me rethink about my accomplishment and footsteps. Have I doing more good or bad during this whole year, Have I made someone's feeling hurt or happy, and have I already accomplished my resolutions or have I not. I cannot answer all that questions clearly.

My 2011 filled with many academic things. My clinical clerkship (co-ass) is somehow super tiring and makes me having little attention to any other stuffs beside that, such as my job as a news presenter or making-keeping friends business.

In 2011, I finished my clinical clerkship (co-ass/dokter muda). I am thanking God Alhamdullilah that although I graduated with average GPA [ :( ], I passed on every department on my medical degree program. Then I took the UKDI (Ujian Kompetensi Dokter Indonesia) to get certified and I passed it nicely. Again, I would like to praise my eternal Alhamdulilah.

In 2011, I loose and strengthen some friendship. I gain some very nice new friends but I loose communication with some of them. After almost two years working on PalembangTV as a news presenter, I was finally resigned from it. It was such an experience to work there.

In 2011 I am coming home after two years. I was freaking happy, my parents and my bestfriends picked me up at the airport. Two years; they have something different on their face, they're getting older I guess.

In 2011, I finished my Medical Degree Education. I finally got my MD title. I already doing some work on several clinics in Jakarta. I finally called as "Dokter Damar" and signed my signature above my name written as Dr. Damar Prasetya AP.

Well, that's just some highlights of my year. There still 14 days left this year and I hope I will close it happily. Once again I am thanking you Alhamdulilah.

Another Random

Hai, lama engga nulis. Belakangan ini, gue kepikiran omongan temen baik gue, dia bilang, "Lo jadi lebih tertutup sejak terakhir gue ketemu lo", saat itu gue menimpalinya dengan tertawa dan bilang "ya, gue kan muslimah, ga boleh buka-bukaan", tapi di malam harinya gue jadi berpikir apakah hal itu benar.

Iya, gue rasa gue lebih tertutup dibandingkan diri gue yang dulu. Saat smp dan sma, gue sering banget menghabiskan waktu untuk ngobrol bahkan sampe udah puas ngobrol di sekolah dan luar, kadang masih sempet aja ngobrol via telepon. Sekarang, gue jadi lebih kikuk untuk ngobrol, bahkan sama temen-temen gue sendiri yang udah lama kenal. Gue terlalu takut untuk diam di sela obrolan dan terlihat canggung, jadi agak kaku pasti kalau orang liat. Gue juga hampir engga pernah memakai  telepon, handphone Cuma dipakai telepon orang tua dan pacar.

Gue mau banget telepon sahabat gue, cuman ya itu, gue akan lebih sering diam dan mendengarkan, jadinya gue takut dibilang ga menyenangkan dalam obrolan. Untunglah gue orangnya masih bisa berinteraksi dalam bentuk teks, sejauh ini, sms dan bbm adalah cara komunikasi paling gue suka, ya mungkin karena kita dikasih waktu untuk berpikir sebelum berbicara.

Gue beruntung punya banyak sahabat yang menerima gue apa-adanya. Beneran, beberapa sahabat gue menyadari akan hal ini,  tapi mereka menerima kediaman gue. Beberapa dari mereka bilang, "iya, lo diem banget, Mar. Tapi itu ga masalah, lo cukup jadi dirilo sendiri aja". Ya, akhirnya pada orang-orang inilah lama-lama gue terbuka dan banyak bicara.

Di sisi lain? Ya, gue masih Damar yang pendiam. Mungkin karena gue butuh adaptasi yang lebih lama dari orang kebanyakan. Di Tv tempat gue dulu kerja, gue dianggap pendiam banget, kikuk, dan lain-lain, walau udah setahun lebih berada disana, gue udah mencoba, ya tapi ternyata ga semudah itu.

Gue menyukai hangout, makan rame-rame, bepergian bareng, atau bahkan nonton berdua aja. Tapi gue juga orang yang sering sendiri kemana-mana, yang ngabisin waktu baca buku cerita sendiri di perpustakaan, yang makan sendiri di restoran, dll. Ah udahlah, gue terlalu banyak ngelem dan ngelantur nih.

Hasil yang Merelakan Usaha.

Jadi dokter itu berusaha. Berusaha berpikir harus melakukan apa biar pasien sembuh, harus belajar agar tidak ada hal penting yang terlupakan...