Apa persamaan jendela bus, kamar mandi, dan intership?
Semuanya membuat kita, atau setidaknya gue, berpikir lebih lama dan lebih dalam tentang sesuatu. Coba kalau lagi di kamar mandi, pasti banyak pikiran-pikiran singgah ke benak kita, sama halnya kalau di jendela bus, sambil mandangin keluar jalan, pasti banyak pikiran-pikiran penting atau engga, yang menyelusup masuk ke dalam pikiran. Internship juga seperti itu, Bedanya, kamar mandi memberikan pikiran-pikiran tadi dalam hitungan menit, jendela bus mungkin menit hingga jam, dan intership berhari-hari.
Entahlah, sejak internship ini, saking banyaknya waktu luang yang kosong, bikin gue makin banyak pikiran. Dari yang paling serius sampe yang enggak penting, dari yang penting diingat hingga yang seharusnya dilupakan, mengenai khayalan-khayalan masa lalu sampe khayalan-khayalan masa depan, juga mengenai penyesalan masa lalu sampai rencana masa depan. Yah, semua pikiran ini sifatnya spontan. Tanpa diundang, mereka masuk aja.
Di kota kecil seperti ini, hiburan hampir engga ada, paling hanya tempat makan dan karaoke, sisanya ya kami menghabiskan kesibukan sendiri-sendiri, mulai dari membaca, menonton, atau lainnya. Waktu sendiri lebih banyak, yang buat gue suka kangen bahkan jatuh ke arah mellodrama karena kekangenan itu, Kangen sama orang tua, rumah, apalagi teman-teman deket gue, dan sama Jakarta juga, ugh, betapa kangennya sama kota sendiri.
Te echo de menos, mis amigos, mi familia y mi ciudad :')