Monday 29 December 2014

Berharga

Memang benar bahwa hal yang paling berharga terkadang justru tak bisa dinilai dengan uang.

Jika ada yang bertanya makanan apa yang paling berharga di dunia?
Saya akan menjawab: bolu kukus Ibu saya! Yang demikian enaknya sampai saya diam-diam suka menjilat adonannya yang belum jadi sampai kena marah saat ketahuan. Bolu kukus yang warna diatur sedemikian rata bentuknya seperti dilukis. Yang pernah menang juara satu juga dalam lomba xyz (lomba apa gitu saya masih kecil. lupa). Bolu kukus yang sudah lama tak bisa saya rasakan karena Ibu belum pulih betul tenaganya untuk sekedar memasak. 

Jika ada yang bertanya kendaraan apa yang paling berharga di dunia?
Saya akan bilang: Sepeda! Sepeda bukan sembarang sepeda, tapi sepeda biasa yang dipakai oleh Ayah saya untuk mengantar saya ke sekolah dasar setiap harinya dulu. Samar-samar dalam bayangan, saya masih ingat saya berpakaian merah putih khas anak SD dan dibonceng oleh Ayah saya. Jujur lah, naik sepeda yang satu itu rasanya menyenangkan. Tiap hari saya merasa senang akan sekolah karena mengingat akan dibonceng oleh Ayah saya.

No comments:

Post a Comment

Hasil yang Merelakan Usaha.

Jadi dokter itu berusaha. Berusaha berpikir harus melakukan apa biar pasien sembuh, harus belajar agar tidak ada hal penting yang terlupakan...