time |
Ya, ya,
maafkanlah kalau blog ini harus saya isi dengan tulisan galau lagi. Saya tak
begitu pandai bercerita kepada orang lain, apalagi bercerita sedih, maka
jadilah saya tuliskan beberapa perasaannya kedalam tulisan, biar tak
semua-semua yang dirasa mengendap masuk kedalam hati.
Di dini hari
pukul dua ini, betapa saya ingin menulis.
Saat ini saya
sedang menulis di sebuah kamar di rumah sakit. Sudah sepuluh hari saya tidak
pulang ke rumah dan tidur setiap malam disini untuk menjaga ibu saya yang
sedang sakit. Betapa mengherankan penyakit Abses Renal, yang dulu hanya pernah
saya di buku teks Urologi karya Basuki, kini harus saya saksikan pada ibu saya
sendiri. Betapa menyakitkannya ia setiap hari merasakan penyakitnya merangsang
saraf nyeri di tubuhnya, menyebabkan rasa nyeri yang juga mendalam di perasaan
saya.
Menyedihkan
pula bertelepon dengan ayah saya bahwa penyakit paru kronis beliau belakangan
juga sedang sering kambuh. Ah, betapa tiba-tiba terasa sulitnya menjadi anak
tunggal dengan kondisi orang tua yang telah berpisah.Yang saya sedihkan adalah
bagaimana saya, yang hanya seorang, dapat membagi waktu untuk mereka berdua di
tempat yang berbeda. Sungguh saya ingin dapat mengurus keduanya. Membalas
seluruh kebaikan yang mereka telah berikan. Mencari pintu-pintu dan jendela
pahala dengan melayani mereka.
Kini saya
mengerti bahwa waktu adalah
komoditas paling berharga yang dapat saya investasikan untuk mereka. Betapa
sekarang saya sangat ingin untuk menghabiskan waktu bersama mereka.
Menginvestasikan waktu untuk mengambil benih berupa kenangan-kenangan yang bisa
saya bawa sampai kami nanti mati.
Ya Tuhan,
berikanlah kesembuhan kepada kedua orang tua saya. Berikanlah mereka kehidupan
yang sehat dan membahagiakan. Berikanlah saya waktu untuk bisa membahagiakan
mereka.
Sungguh,
Engkaulah Maha Mendengar dan Maha Mengabulkan.
0200AM
At the
lowest point of my life, 2014th
edition
No comments:
Post a Comment