Saya tak
pernah begitu bisa membuka diri saya sepenuhnya, termasuk kepada pacar saya
sendiri. Entahlah, mungkin dari lahir terbiasa hidup tanpa saudara menjadikan
saya demikian. Namun, untuk pertama kalinya, saya membuka diri dan segi-segi
kehidupan saya pada dirinya
Betapa saya
heran dengan diri saya sendiri yang bisa menghabiskan waktu berjam-jam di
perpustakaan atau kafe untuk bersama-sama berpacaran sambil belajar. Saya
belajar dengan buku teks saya, ia belajar untuk persiapan ujian kedokteran
giginya. Lalu saya yang biasanya melakukan solo
travelling, juga pada akhirnya menghabiskan waktu beberapa hari di luar
kota bersamanya.
Memang inilah
yang mungkin dibutuhkan. Terlebih dari semua hal fisik dan hal terkait lainnya
dari seseorang, yang paling saya butuhkan memanglah kenyamanan dari seseorang.
Tak perlu dijelaskan apa yang saya sukai dari dirinya, tak pandai juga saya
menjelaskan perasaan ini bahkan pada dirinya sendiri.
Ya, mungkin
tak perlu dijelaskan lebih lanjut, tetapi cukup saya sendiri yang merasakan
bahwa saya nyaman berada bersama dirinya.
Memang
hubungan kami beberapa kali dilanda cobaan. Cobaan yang datang dari perbedaan.
Ia yang orangnya demikian berusaha menerima saya yang orangnya seperti ini, dan
sebaliknya. Mungkin tak semua dari kebiasaan saya dapat ia ubah. Tidak juga
saya ingin merubah kebiasaan-kebiasaan dirinya. Namun, mungkin demi kebersamaan
kami, tak perlulah semua hal harus kita ubah, mungkin saja kami hanya harus
menerima dan berdamai dengan beberapa kekurangan kami masing-masing.
Semoga saja Tuhan
Yang Maha Mengetahui dapat menunjukkan jalannya. Jikalau ia jodoh saya,
perlahan-lahan Tuhan tentu akan menunjukkan jalan kepadanya.
Akan aku
usahakan. Demikian juga denganmu. Sisanya, mari kita serahkan saja kepada-Nya.
No comments:
Post a Comment