Kebanyakan
dari orang yang pernah melihat tulisan saya akan berkata sambil bertanya-tanya
bagaimana tulisan saya bisa bagus dan rapi untuk ukuran lelaki, apalagi untuk
ukuran seorang dokter. Beberapa bilang tulisan saya terlalu rapi seperti
perempuan. Sedikit juga pernah bilang mirip mesin ketik. Kalau dikomentari
seperti itu, biasanya saya hanya senyum-senyum saja.
Sambil
berpikir-pikir, kalau dipikir kenapa tulisan saya bagus, mungkin ada beberapa
sebab yang terpikir. Pertama, mungkin karena turunan dari keluarga. Keluarga
saya memiliki tulisan tangan yang amat rapi (yang laki-laki malah lebih rapi
daripada yang perempuan).
Kedua,
mungkin karena saya diajarkan menulis tangan sejak dini sekali. Seingat saya,
sebelum masuk TK di usia 3 tahun, saya sudah bisa menulis. Saat TK juga tulisan
saya tak pernah keluar garis, karena Ibu mengajarkannya demikian. Saya juga
ingat saat saya kelas 1 SD, kami diberikan pelajaran menulis halus, yang
bukunya disebut buku tebal tipis karena ada garis tebal dan tipis yang
beriringan. Saat pelajaran itu, saya ingat saya menyelesaikannya dengan cepat
sekali karena latihan demikian telah saya ulang-ulang dibawah perintah Ibu
hampir setiap harinya. Ibu guru yang bingung itu, akhirnya menyuruh saya pulang
duluan saja.
Ketiga,
mungkin karena saya sering sekali menulis tangan. Sejak kecil, saya suka
menulis cerita. Pernah ada buku tulis yang isinya cerita-cerita rakyat bikinan
saya sendiri saat saya kelas 5 SD. Saat SMP dan SMA pula, cara belajar saya
adalah merangkum. Otak saya tak cukup mampu untuk mencerna pelajaran hanya
dalam satu dua kali baca. Saya harus menulis ulang sampai pegal-pegal. Waktu
kuliah juga sebelum saya membeli laptop, tugas-tugas kuliah, dengan masabodonya
saya kerjakan dengan menulis tangan walau teman-teman lain mengetiknya.
Kebetulan dosen-dosen tak pernah bilang tegas bahwa tugas harus diketik, jadi
saya tulis saja, Toh, tulisan saya rapi terbaca. Nilai tugaspun selalu keluar
dan tak pernah jadi masalah.
Jadi
mungkin alasan-alasan itu yang membuat tulisan saya agak rapi dalam ukuran
seorang tulisan laki-laki.
Ohya, saya tak percaya
Palmistry, Astrologi, apalagi tarot, yang saya percaya betul adalah Grafologi.
Menurut saya, Grafologi itu ilmiah karena 30 anak dimasukkan ke dalam satu
kelas yang diajari baca tulis oleh guru yang sama. Namun, tak akan pernah ada dari
30 anak itu yang memiliki tulisan serupa. Jadi, tulisan tangan adalah salah
satu identitas otentik diri.
No comments:
Post a Comment