Manusia pasti berubah.
Bukan, ini bukan mengenai perubahan-perubahan fisik yang kita alami, tapi mengenai kepribadian kita yang entah lambat laun dan sedikit banyak mungkin berubah. Namun tampaknya, kebanyakan dari kita lebih menyadari perubahan yang terjadi pada orang lain dan dunia sekitar kita dan mengalpakan perubahan-perubahan yang terjadi pada diri kita sendiri.
Bukan, ini bukan mengenai perubahan-perubahan fisik yang kita alami, tapi mengenai kepribadian kita yang entah lambat laun dan sedikit banyak mungkin berubah. Namun tampaknya, kebanyakan dari kita lebih menyadari perubahan yang terjadi pada orang lain dan dunia sekitar kita dan mengalpakan perubahan-perubahan yang terjadi pada diri kita sendiri.
Bukan
karena kita yang tak peduli, tapi karena perubahan yang kita alami sendiri biasanya
berjalan sangat perlahan seiring waktu. Sedikit demi sedikit hingga setelah jauh
berjalan baru kita tersadar bahwa kita telah berubah, atau bisa juga baru tersadar setelah ada orang
yang berkata “Lo beda banget!” atau “beda banget sama yang dulu”.
Iya,
bukan? Biasanya orang lain yang pertama kali merasakan perubahan-perubahan dari
diri kita.
Nah,
inilah guna catatan pribadi. Boleh kau sebut itu diary, jurnal, atau apalah itu
intinya. Kita (atau setidaknya saya) akan terkesan mengenai perubahan-perubahan
yang kita sendiri alami. Membaca tulisan yang kau tulis dengan tanganmu sendiri
sekitar bertahun-tahun lalu menyadarkan saya bahwa betul adanya manusia itu
berubah.
Membaca
tulisan-tulisan yang saya tulis beberapa tahun lalu menyadarkan betapa pola
pikir saya dalam melihat suatu keadaan telah berubah. Rasanya seperti membaca
kisah hidup orang lain. Seperti tulisan yang ditulis itu bukan tulisan saya.
Asing. Betapa kita telah berubah dan lambat laun tak mengenal lagi diri kita
yang dulu.
Membaca
jurnal masa lalu pribadi kita itu rasanya…ajaib. Bukan soal kekanakan atau
seperti perempuan bila kita menulis jurnal, tapi soal catatan hidup tempat kita
melihat sejenak ke belakang untuk memutar memori-meori hidup yang telah lalu.
Oleh
karena setumpul-tumpulnya pensil, sepudar-pudarnya tinta, dan seusang-usangnya
kertas, lebih baik daripada setajam-tajamnya ingatan.
No comments:
Post a Comment