Tuesday, 10 December 2013

Dikuasai Robot


Twin Cafe, Gambir, Central Jakarta.
Green tea ice cream, gloomy weather, lonesome vibrant, and people passerby. 


Suatu hari saya menonton film Transformer dengan sahabat saya, Bagaskara. Iya, film tentang robot di dunia manusia ini. Beberapa robot mencoba mengambil alih dunia manusia tetapi pada akhirnya bumi dapat dipertahankan dari beberapa robot yang ingin menguasai tadi. Film pun selesai, manusia lega.

Setelahnya, sahabat saya itu berbicara sambil memakan salad sayurnya (dia kadang-kadang vegetarian), 

“Dam, lo lihat deh sekeliling. Sebenarnya, Transformer alias robot-robot sudah mulai menguasai bumi. Tapi alih-alih menguasai bumi, mereka lebih hebat, mereka menguasai manusia. Menjadikan manusia tidak akan pernah bisa hidup tanpanya”

Saya melihat sekeliling, mendapati semua orang memegang gadget alias telepon genggam pintarnya. Mereka saling berbicara dengan kawan di sebelahnya, tapi dengan posisi mata yang menatap teleponnya masing-masing. Seseorang di ujung malahan sibuk memasukkan colokan listrik untuk mengisi baterai teleponnya. 

“Lihat? Mereka menguasai kita dengan membuat manusia bergantung padanya. Telepon genggam pintar itu hampir selalu berada di tangan manusia-manusia ini. Berusaha menjadi indera keenam manusia. Iya, kita secara pikiran dan perasaan telah dikuasai robot. Sialan”.

Tidak jadi akhirnya saya mengeluarkan telepon genggam untuk sekedar mengecek media-media sosial. Buru-buru saya masukkan kembali ke saku kanan saya diam-diam.

No comments:

Post a Comment

Hasil yang Merelakan Usaha.

Jadi dokter itu berusaha. Berusaha berpikir harus melakukan apa biar pasien sembuh, harus belajar agar tidak ada hal penting yang terlupakan...