Thursday 3 January 2013

Tinggi Mimpi

“Jangan mimpi terlalu tinggi, nanti kalau jatuh sakit”

Kata-kata itu sering banget ga sih diucapkan orang seolah itu pepatah? Gue seringkali mendengarnya dan gue…..engga suka banget sama kata-kata itu. Setiap kali mendengarnya, gue selalu mensugesti telinga gue untuk menutup dan otak gue untuk menolak kalimat itu untuk diproses.

‘Jangan mimpi terlalu tinggi, nanti kakau jatuh sakit. Jangan berharap banyak, kalau engga kesampean nanti kecewa berat’. Menurut gue, hal itu salah aja. Mimpi itu adalah ruang bebas terbesar manusia. Di dalam impian-impianlah, manusia bisa berencana dalam khayalan. Kalau mimpi kita terlalu rendah, kalau jatuh kita tidak merasa sakit, bahkan tidak merasa apa-apa, dan itu adalah sia-sia terbesar. Sia-sia banget pikiran kita yang sebebas itu hanya digunakan untuk mimpi-mimpi kecil.

Dulu gue pernah baca kata ini, “mimpilah setingkat di atas ekspektasi kita, karena hukum gravitasi berlaku di dunia ini”. Dengan bermimpi lebih dari ekspektasi awal kita, usaha kita akan lebih besar dari target sehingga bila terdapat faktor-faktor dan hambatan di luar, kita tak akan jatuh terlalu ke bawah. 


Ya, begitulah, menurut gue. Mimpilah sebesar-besarnya. Pikiran kita anugerah. Pikiran kita adalah ruang bebas terbesar. Asal jangan lupa bangun dari mimpi, untuk mewujudkannya jadi kenyataan.

No comments:

Post a Comment

Hasil yang Merelakan Usaha.

Jadi dokter itu berusaha. Berusaha berpikir harus melakukan apa biar pasien sembuh, harus belajar agar tidak ada hal penting yang terlupakan...