"It's better to travel well than to arrive", Buddha
Buku ini menceritakan kisah-kisah perjalanan para penulis dengan isi yang sangat beragam. Pencerita pada buku ini beragam mulai dari travel writer, penulis komedi, penulis skenario, novelis, dan sebagainya. Kisah yang diceritakan pada buku ini juga beragam dengan gaya bahasa dan sudut pandang tiap cerita yang berbeda satu sama lain.
Sekali lagi gue tegaskan, buku ini beragam banget. Buku ini berisikan 12 cerita perjalanan. Beberapa perjalanan merupakan perjalanan resmi dengan kebanyakan cerita lain dengan niat murni travelling. Beberapa ditulis dengan gaya bahasa sopan nan indah, sedangkan beberapa cerita ditulis dengan kocak. Tempat yang diceritakan juga ada yang di dalam negeri, ada juga yang nun jauh di Afrika sana.
Beberapa contoh cerita dalam buku ini antara lain anugerah alam yang ajaib di Karimun Jawa, ketenangan desa di Shuili, sisi lain Singapura yang memang mengesankan, kedamaian dan manisnya Swiss, dan lain-lain. Semua cerita mendeskripsikan bagaimana tempat tersebut sebagaimana buku mengenai travelling bercerita, tetapi di buku ini, banyak hal-hal lain yang para penulis ceritakan di luar konteks sebatas melihat-lihat.
Tiap cerita dalam buku ini memberi inspirasi. Seperti kata buku ini, "Perjalanan adalah sebuah proses menemukan". Dari hal yang paling kecil hingga yang paling besar, mereka bercerita hal yang mereka temukan di dalam diri mereka sendiri maupun di luar diri mereka. Pokoknya, banyak pelajaran manis dari buku ini.
Kalau favorit gue, cerita dari Windy Ariestanty yang berjudul Lucerne: A Morning Kiss Bye from A Stranger. Disitu dia cerita banyak sudut manis orang Swiss, yang banyak memberi kita pelajaran.
Rating: 3.8/5
Life Traveller bukunya Windy Ariestanty juga keren, Mar:)
ReplyDelete