Tuesday, 8 May 2012

Bandung, Kota Hujan

Adikku yang SD sering tertukar. Dia bilang, Bandung adalah kota hujan (karena hari selalu hujan saat kami pergi kesana) dan Bogor adalah kota kembang (karena satu-satunya yang ia tahu tentang Bogor adalah Kebun Raya Bogor). Aku mengoreksinya hingga kesalahan tersebut masih ia pegang terus hingga bangku SMP. 

***

Aku melihat perempuan itu sedang berdiri sendiri dibawah payung putih bening yang transparan, yang membuat tarian hujan terlihat telanjang jika ia mendongakkan kepalanya. D-i-a, perempuan semampai berkacamata yang kadang masuk menyelinap di pikiranku sejak beberapa bulan ini, sejak tahun kuliah baru dimulai. Sayangnya aku tidak punya alasan untuk mendekati seorang adik kelas itu. Terlalu malu tepatnya. 

Dia terlalu kadang-kadang menyelinap pikiran hingga aku tidak sadar ia mendekat dan berkata:
"Kak, enggak bawa payung? Mau barengan aja? Daripada maketnya nanti basah kehujanan"
Dan voila! Akhirnya aku mengenalnya, berbincang mengenai ini dan itu, menjelaskan maket yang aku pegang ini, dan tertawa membicarakan beberapa dosen yang ajaib.

Kami berpacaran dua minggu setelah hujan itu. Melakukan banyak hal bersama seperti pada umumnya orang berpacaran. Tapi, aku selalu paling menikmati hari hujan bersamanya. Dimana kami berdua berjalan sambil menikmati tarian hujan disekeliling payung ini. Sampai-sampai. aku berharap hujan lebih sering turun.

***

Adikku yang SD sering tertukar. Dia bilang, Bandung adalah kota hujan (karena hari selalu hujan saat kami pergi kesana) dan Bogor adalah kota kembang (karena satu-satunya yang ia tahu tentang Bogor adalah Kebun Raya Bogor). Kali ini, saat aku pulang ke rumah dan bertemu adikku satu itu. Aku mulai berhenti mengoreksinya dan berharap ia benar.

No comments:

Post a Comment

Hasil yang Merelakan Usaha.

Jadi dokter itu berusaha. Berusaha berpikir harus melakukan apa biar pasien sembuh, harus belajar agar tidak ada hal penting yang terlupakan...