Monday 5 September 2011

Stop Cryin' Your Heart Out

Hai, selamat pagi. Gue ngga tau sebenernya mau nulis apa, tapi ini bangun lumayan pagi jadi pengen nulis aja sebelum berangkat kuliah. So, this gonna be random, very random.

Kemaren rotasi koas gue udah masuk ke stase baru, stase Ilmu Kedokteran Keluarga. Dan, ini adalah (insya Allah), stase terakhir gue sebagai koas. Iya, dalam 3 minggu kedepan ini, perjalanan koas gue selama 1,5 tahun akan selesai (semoga ngga ada yang ngulang yaa Tuhan).

Semakin inget kalau stase ini adalah stase terakhir, perasaan jadi simpang siur, kebanyakan hati gue diisi perasaan lega sih, bagaikan ada beban berat di punggung yang akhirnya bisa dilempar dengan sukacita. Tapi ada juga kok mellownya, kalo inget temen-temen disini.

Di Palembang ini, gue agak susah mendapatkan teman dekat, entah karena guenya yang kurang bisa supel, gue yang kadang ansos, atau mereka yang berpikir gue somekind of alien that lives his own world hehe. Ya, jadi gitu, gue kenal banyak orang, tapi teman yang deket itu ga begitu banyak, dan gue bersyukur akan hal itu.

Ohya, gue beberapa kali mengalami masa dimana gue kehilangan teman bukan karena kesalahan gue sendiri (percayalah), yang membuat gue harus menjauhi teman-teman gue, yang ujungnya membuat gue kehilangan mereka. God, masa-masa itu salah satu masa terberat dalam hidup gue di Palembang ini.

Setiap kehilangan teman atau harus meninggalkan teman, gue ngerasa seperti ada bagian dari zona aman gue yang terganggu yang membuat keseharian gue pincang, dan harus beradaptasi lama untuk bisa kembali berjalan.

Beberapa bulan setelah kehilangan itu, gue udah bisa berjalan lagi, tapi kalau ngeliat foto mereka lagi bareng, di hati gue terbersit "Damn, i should have been there in this picture", tapi gue menerima itu sebagai bagian hidup gue kok. There's a reason and time for everything.

Ya, ujungnya gue kalau cerita lebih sering ke sahabat-sahabat gue di Jakarta via sms, bbm, chat, ataupun telepon. Ya, gimana ya, gue anak tunggal, yang dari kecil lebih sering sendiri, gue ngga sering menghabiskan waktu dengan sepupu gue sehingga teman-teman baiklah yang gue anggap seperti saudara gue.

Hmm...berbicara tentang kehilangan tadi, di titik-titik rendah dalam hidup gue tadi, beberapa hal berubah dalam diri gue yang mungkin membuat gue jadi sedikit berubah dari diri gue yang dulu. Gue jadi lebih sering ansos, sering diem, bahkan kadang kemampuan mengobrol gue berkurang hehe.

Tapi, gue yakin gue ngga pernah sendiri kok, karena ada Tuhan. Ohya, gue pernah baca tulisan bagus deh. Jadi, kenapa ada orang yang pergi dari hidup kita? Itu karena Tuhan melakukan semacam rolling, dimana jika ada orang yang pergi, maka akan ada orang lain yang datang dan mengisi hidup kita lagi. Terus, pernah kok saat orang pergi tapi ngga ada orang lain yang datang? Itu berarti, Tuhan hanya lagi ingin lebih dekat dan intim sama kita, hanya berdua.

Ya, gue yakin deh, Tuhan punya alasan untuk semua hal. Saat gue kehilangan satu, Tuhan menggantinya dengan sepuluh. Ada satu film judulnya The Butterfly Effect, filmnya bagus deh, bercerita bahwa hidup yang sekarang kita jalani ini adalah yang terbaik untuk kita, ngga peduli bertapa pernah salahnya keputusan yang kita ambil. Di film itu, dia bisa kembali dan merubah hal yang ingin dia ubah, but change one thing, change everything.

Film itu punya soundtrack yang menjadi salah satu lagu kesukaan gue sepanjang masa haha, lagunya Stop Cryin' Your Heart Out oleh Oasis. Lagunya mengajarkan tentang ketegaran dalam menghadapi kesedihan dan kehilangan. Hmm, iya, ini lagu yang bagus untuk mengobati kehilangan. Ini reff-nya:

'Cause all of the stars
that faded away
Just try not to worry
You'll see them someday
Take what you need
and be on your way
and stop cryin' your heart out

Ya, intinya gue menerima orang-orang yang pergi dari hidup gue dan orang-orang yang datang setelahnya, lalu gue bersyukur atas orang-orang yang selalu ada dalam hidup gue. Yah, untuk teman-teman baik gue di Palembang, terima kasih ya atas kebaikan selama ini, maaf kalau gue ada salah sama kalian. Untuk teman-teman baik gue di Jakarta, I'll see you soon.

*hehehe sorry ya gue agak sedikit curhat di postingan kali ini. Gue lagi pengen nulis dan cerita aja, because i speak louder by text.

1 comment:

  1. Rugi banget yang pergi dari pak dokter,,sahabat yang multi talent,,bsa jadi teman, sahabat, guru, juga sebagai dokter tentunya,,,,Oktober, cepatlah datang,,,,#amiiin

    ReplyDelete

Hasil yang Merelakan Usaha.

Jadi dokter itu berusaha. Berusaha berpikir harus melakukan apa biar pasien sembuh, harus belajar agar tidak ada hal penting yang terlupakan...