Friday, 16 September 2011

Curhat 03.00 Pagi


Hey, ini pukul 3.00 Pagi, 17 September 2011. dan gue masih terjaga bersama beberapa teman nokturnal lainnya via blackberry ini. Beberapa hal berputar-putar di pikiran gue deh. Hmm tulisan ini hanya prolog aja sih, nanti memoar lengkapnya akan gue tulis setelah resmi selesai :)

Postingan ini curhat banget. Gue lagi pengen nulis aja hehehehe

Gue sedang melakukan hitung mundur. Hitung mundur mengenai pendidikan profesi dokter gue atau dokter muda/koas/apapun-itu-lah-namanya, yang sisa 7 hari lagi. Tujuh hari dari total 1,5 tahun koas. Atau 7 per 45 hari. Kalau diibaratkan menunggu download, progressnya 99,9%.

Tiba-tiba gue melihat ke belakang, ke jejak-jejak langkah yang udah gue lewatin. Yeah, lo boleh bilang hal ini sepele dan gue terlalu membesarkannya. Tapi kalau sekolahlo menyediakan pelajaran kesabaran, jaga malam, pelajaran berbesar hati, pelajaran membagi waktu, dan melihat banyak kematian di depanlo, lo pasti juga akan merasakan hal yang sama seperti gue. Ini beneran 1,5 tahun yang banyak mengubah hidup gue, dan gue, sama seperti koas-koas lainnya mendapatkan hal yang tidak semua orang bisa dapatkan.

Kalau gue melihat lebih ke belakang lagi, ke jejak-jejak langkah yang gue lewatin lebih jauh lagi, gue makin berpikir dalam. Ya Tuhan, Allah SWT, ternyata udah lima tahun gue ada di Palembang ini. Meninggalkan rumah gue disana, meninggalkan ayah, bunda, keluarga, dan teman-teman gue disana. Hahaha, keluarga gue engga pernah terpikir gue akan kuliah seperti ini karena gue engga pernah menyatakan ini sebelumnya kepada mereka, hanya Ayah dan Bunda aja yang tau.

Gue bukan datang dari keluarga yang berlimpah harta, tapi Alhamdullilah banget, keluarga berkecukupan kok, malah tetap lebih. Gue inget deh hahaha saat semester awal kuliah, uang masuk gue 20 juta. Yeah, walau lebih murah dibandingkan fk lain yang harganya lebih besar dari itu bahkan di fk swasta sampai ratusan, tapi 20 juta itu tetap angka yang besar untuk gue dan keluarga.  Akhirnya, Ayah dan Bunda menabung ditambah meminjam uang dari keluarga lain untuk menutupi sementara uang itu, Alhamdulilah, Ayah dan Bunda sekarang sudah melunasi uang itu walau dengan mencicilnya. Makasih banget deh gue untuk Om dan Tante gue satu itu.

Yah, intinya gitu deh, kuliah itu capek, menjengkelkan, dan kadang ngeselin banget orang-orangnya. Tapi kalau inget perjuangan dan doa Ayah dan Bunda serta keluarga lainnya, itu capek ilang deh hehe. Gue bersyukur banget bisa kuliah, bersyukuuur banget. Sori banget, gue seringkali memandang sebelah mata anak orang kaya yang engga mau kuliah, ih, itu bodoh banget deh.

Udah 1,5 tahun gue engga pulang ke Jakarta. Selama koas ini, dimana libur hanya ada 2 minggu, itu juga gue ga pulang karena sayang ongkos, gue pengeeenn banget pulang. Udah 1,5 tahun engga liat kamar gue, ngerasain tidur disana, ngerasain makanan disana yang ga pedes-pedes seperti disini, ketemu temen-temen gue, nemenin Bunda kesana-kemari, dengerin drama-drama Bunda, jalan sama Anggi dan Hendy yaitu dua sepupu terdekat gue, nemenin eyang gue yang buta :(, dan makan malam di meja makan sama Ayah.

Tuhan, Allah SWT, terima kasih atas semuanya, maafin aku yaa aku kadang suka males ibadahnya, tapi aku selalu bersyukur karena Allah SWT selalu baik. Tuhan, Allah SWT, Yang Maha Pengasih, aku berdoa supaya saat yudisium, semua nilaiku lulus. Aamin..

:)

1 comment:

Hasil yang Merelakan Usaha.

Jadi dokter itu berusaha. Berusaha berpikir harus melakukan apa biar pasien sembuh, harus belajar agar tidak ada hal penting yang terlupakan...