Thursday, 2 June 2011

Memoar Obgin

Obgin - Obstetri dan Ginekologi (Ilmu Kebidanan dan Penyakit Kandungan).
Oke, pemikiran tentang obgin dimulai sejak 1,5 tahun yang lalu! Ya, obgin adalah bagian yang menakutkan untuk saya. Alasannya hanya satu sih, yakni takut akan risiko. Ngga bisa membayangkan bagaimana gw, dengan kemampuan sendiri, harus bisa memimpin persalinan, mengeluarkan bayi yang rapuh dari rahim seorang manusia dari lubang yang sempit itu.

Dulu kalau ditanya "kapan obgin?", gw selalu bilang "masih lama, itu bagian mayor/berat terakhir kok, masih setahun lagi", hingg akhirnya ngga terasa saat gw mengetik tulisan ini, gw udah berada di hari ke-53 dari 2 bulan ko-as di bagian ini. Fyuh..what a months.

Ketakutan itu ternyata tidak terbukti sama sekali dan gw merasa sedikit bangga akan diri gw sendiri karena bisa melewati bagian ini. Telah memimpin persalinan sebanyak 4 kali, mulai dari mengelurkan bayi itu dari rahim, mengeluarkan ari-arinya, sampai menjahit luka episiotominya (paling males ih, tapi gw yang sering kena suruh). Dua kali juga, gw melakukan kuretase, ya semacam membersihkan sisa abortus di dalam rahim dengan cara mengeroknya menggunakan alat. Selain itu juga, gw memasang alat kontrasepsi. Hmm...gw aja ngga menyangkan tangan gw ma(mp)u melakukannya.

Di obgin ini, gw belajar. Belajar lebih tentang kehidupan. Belajar mengerti orang lain. Belajar memahami sakit yang dialami wanita-wanita yang melahirkan itu. Belajar untuk lebih sabar dengan orang-orang daerah kabupaten yang agak sedikit kasar ini hehehe.

Ohya selain itu, gw juga jadi teringat akan orang tua gw. Wow, betapa kasihannya kalau membayangkan dulu nyokap gw yang kesakitan untuk melahirkan gw. Maafin nanang ya, bunda, aku ga nakal-nakal lagi deh hehehe :p

Yak, intinya di obgin ini selain sekolah untuk menjadi dokter, juga sekolah untuk menjadi seseorang yang lebih baik lagi. Terima kasih, Tuhan! Terima kasih, Obgin!

No comments:

Post a Comment

Hasil yang Merelakan Usaha.

Jadi dokter itu berusaha. Berusaha berpikir harus melakukan apa biar pasien sembuh, harus belajar agar tidak ada hal penting yang terlupakan...