Friday, 20 August 2010

The Boy in the Striped Pajamas

Pulang ke rumah abis jaga malam, rencananya mau balas dendam untuk tidur, tapi tiba-tiba inget salah satu film yang udah lama belinya tapi belum sempet ditonton.


***

The Boy in the Striped Pajamas 109 minutes. Heartland truly moving picture award "..one of the best film of the year.." - NBC "..the movie succeeds on sheer catchiness.."

Diangkat dari novel berjudul sama karya John Boyne dengan latar era dimana Nazi sedang berkuasa. Sebuah keluarga yang terdiri dari ayah yang juga seorang kapten tentara, ibu, dan dua orang anaknya, harus pindah ke luar kota Berlin karena ayahnya ditugaskan di kota baru ini. Satu-satunya hal yang istrinya tahu adalah suaminya bertugas menjaga kamp konsentrasi disana. Sedangkan anaknya berpikir mereka hanya pindah dan menganggap kamp tersebut sebuah pertanian.

Novelnya telah diterjemahkan ke banyak bahasa lho
(http://rightreads.com/wp-content/uploads/2008/05/boy-in-the-striped-pyjamas-collage.jpg)


Film ini berpusat pada Bruno, anak laki-laki bungsu keluarga tersebut. Kebosanan akan suasana rumah barunya membuat Bruno pergi menjelajah sekitar rumahnya hingga akhirnya ia sampai ke bagian belakang kamp konsentrasi. Ia bertemu Shmuel, seorang anak yahudi berusia 8 tahun, yang tinggal disana. Sebagai seorang anak kecil, Bruno tidak tahu apa yang sebenenarnya ada; sebuah kamp yang dianggap tempat tinggal biasa, orang-orang yang memakai pakaian garis-garis serupa yang ia pikir piyama, nomor-nomor di baju yang ia anggap permainan, dan pagar tinggi dari kawat besi yang ia anggap untuk mencegah binatang peliharaan keluar.

Lewat pagar itulah, Bruno sering berbicara pada Shmuel. Menghabiskan beberapa paruh waktu dengannya. Membagi makanan dari rumahnya, yang langsung dilahap habis oleh Shmuel. Konflik datang saat istrinya tahu apa yang dilakukan di kamp itu, saat Bruno dipaksa menerima pikiran bahwa yahudi itu seperti ini dan itu, hingga akhirnya Bruno menemukan cara masuk ke dalam kamp tersebut dan melihat apa yang dilakukan Nazi, negara, dan tentara serupa ayahnya.

Friendship by border
(http://img.listal.com/image/796390/600full-the-boy-in-the-striped-pajamas-screenshot.jpg)

***

Film ini adalah salah satu film yang menceritakan kekejaman Nazi. Film yang cukup bagus, walau Schlinder's List, Life is Beautiful (La Vita e Bella), dan The Pianist menurut saya adalah film berlatar belakang Nazi yang terbaik hingga saat ini. Namun, film ini tetap menarik untuk ditonton.

Bruno : Why we got to hate Jews?
Sister : Because they're evil.
Bruno : But, What if there is a nice Jews?
Teacher : Then you're must be a very great explorer.
(Salah satu dialog dalam film ini)

Hmmm...kalau melihat yang terjadi antara Israel dan Palestina sekarang ini. Rasanya dialog diatas bisa persis dipertanyakan sekarang. Kalau selama ini kita berbicara mengenai Israel jahat, Israel ini, Israel itu, apakah kita mengutuk seluruh rakyat Israelnya atau hanya pemerintah yang bertanggung jawab atas serangan yang terjadi?

So, ehem...Is there a nice Jew?

1 comment:

  1. Gw lebih suka film ini daripada The Pianist.
    Endingya masih mengganggu pikiran gw, sampai sekarang.

    ReplyDelete

Hasil yang Merelakan Usaha.

Jadi dokter itu berusaha. Berusaha berpikir harus melakukan apa biar pasien sembuh, harus belajar agar tidak ada hal penting yang terlupakan...